Senja Pasifik Selatan
kuizinkan senja menorehkan kata-kata untukmu
menjadi bait-bait rindu yang hanya akan dilalui labuh jangkarku
pada keindahan yang disuguhkan alam sore itu
setelah badai taifun berlalu
lihatlah awan yang menyeringai pada matahari
laksana aku yang selalu ingin kau ada di sini
seperti keheningan Pasifik Selatan yang menenangkan
bagiku kau adalah kediaman
seluas keliling bumi yang kuarungi
sejauh itu pula darimu aku bersauh
satu yang terpatri dalam sanubari
di hatiku kau tak pernah jauh
lewat ufuk jingga yang sekejap itu
ingin kusampaikan kepadamu
bawalah pergi cintaku
jadikan ia temanmu
•~embunpagi
12/11/19
—–
Puisi ini kutulis untuk seorang teman, saat ia sedang berada di tengah Samudra, tepatnya di South Pacific Ocean, di kala senja. Ia seorang pelaut. Saat aku melihat foto yang di-post di media sosial, langsung aku bilang, mau kubuatkan puisinya nggak? Yang terpikir saat itu adalah kisah yang pernah diceritakannya. Tentang cintanya yang gagal. Cinta yang terganjal profesi. Sebuah jalinan kasih yang terputus, dengan alasan profesi, padahal sebelumnya tak pernah menjadi masalah. Entah sebab apa, tiba-tiba saja diputuskan begitu saja menjelang hari bahagia mereka.
Atas alasan apa pun itu, takdir telah membawanya ke dalam keadaan terbaiknya sekarang. Dan puisi ini kutuliskan hanya untuk mengenang cintanya kepada seseorang, cinta yang diizinkannya untuk dibawa pergi menjadi teman, selamanya…
di hatiku kau tak pernah jauh
…
Kasih yang terputus.
Apik puisinya, mbak🙏
Mas Ozy, terima kasih atas feedbacknya..😊 terima kasih juga sudah mampir..🙏😁