puisi ini kutulis untukmu
tercipta di antara rimbun pohon yang bertahan dengan senyapnya
dalam hening malam yang bijaksana
dan kedamaian yang dijanjikan purnama
puisi ini perihal mencintaimu
seperti air yang mengalir menemui muaranya
biarkan takdir menentukan sendiri ke mana akan membawanya
puisi ini rapalan doaku
tengadah di setiap jelajah
elegi sunyi di pelukan rumput basah
bersama rindu yang tersimpan dari rintik hujan yang tabah
puisi ini harapan sebuah pertemuan
seperti kabut yang setia kepada bunga-bunga di ketinggian
dan angin yang membelai lembut tebing persinggahan
puisi ini sebuah tanya untukmu
bolehkah aku mencintaimu
bahkan jika aku tak pernah ada dalam pikiranmu?
~embunpagi
Banyubiru, 27 Oktober 2019
Bagus puisinya, mantab
Terima kasih Mas Budi.. 🙂