Melek keuangan atau bahasa kerennya financial literacy merupakan satu langkah penting untuk menuju hidup yang lebih baik. Apalagi untuk memulai satu bisnis. Tak harus dengan pengetahuan tentang keuangan yang njlimet. Dengan menguasai dasar-dasar perencanaan keuangan dan mempraktikannya secara konsisten, itu sudah cukup. Kita dapat dikatakan melek keuangan jika memang sudah memahami dan menguasai bagaimana merencanakan keuangan dengan baik, sehingga mencapai kondisi keuangan yang stabil dan ideal (tidak minus).
Beberapa hari lalu saya mengikuti workshop Woman Talk dengan tema How to Start a Business, yang diadakan oleh komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB). Pembicaranya adalah seorang mompreneur dengan lini bisnis yang lumayan banyak, Mbak Futri Zulya, S.Mn, M. Bus, CEO dan founder PT Batin Medika Indonesia. Beberapa usaha yang dijalankannya antara lain Z Beauty (aplikasi online servis kecantikan), Z Beauty Clinic, Haneda (kitchen ware), Kids Republic (preschool), dan Illyuna Abaya (fashion).
Melek Keuangan adalah Faktor Krusial
Menurut Mbak Futri, melek keuangan adalah faktor yang krusial dalam memulai sebuah bisnis. Coba bayangkan jika kita tidak paham bagaimana mengatur keuangan, mengatur uang masuk uang keluar, lalu kita terjun ke dunia bisnis di mana akan melibatkan banyak transaksi keuangan. Tentu bisa kacau balau. Hasil penjualan yang bercampur dengan biaya hidup sehari-hari, juga pengeluaran bisa tidak terkontrol. Kemudian uang yang harusnya dibelanjakan untuk usaha bisa saja terpakai untuk kebutuhan pribadi. Kalau sudah begini ini namanya bunuh diri. Hehe.. Itulah mengapa literasi keuangan sangat diperlukan. Keuangan pribadi yang sudah stabil dan teratur tentunya akan sangat mendukung dibukanya sebuah bisnis.
Salah satu tahapan penting dalam memulai bisnis menurut Mbak Futri Zulya adalah pemisahan budgeting rumah tangga dan bisnis, dan ini merupakan bagian dari perencanaan keuangan yang mesti dikuasai. Lalu apa sih perencanaan keuangan itu? Perencanaan keuangan (Financial Planning) adalah sebuah proses dimana seorang individu berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan finansialnya melalui pengembangan dan implementasi dari sebuah rencana keuangan yang komprehensif. Untuk bisnis, paling tidak perencanaan keuangan secara sederhana lah yang harus dipahami.
Bagaimana Mengatur Keuangan Secara Sederhana?
1. Mengatur arus kas dengan alokasi pos pengeluaran. Bagi rekening menjadi 3 bagian: saving 30%, living 50%, dan playing 20%. Yang termasuk dalam saving di antaranya adalah tabungan jangka pendek, dana darurat, premi asuransi, cicilan KPR. Zakat, dan sedekah bisa dialokasikan dari rekening ini juga. Rekening living adalah pos-pos untuk biaya kebutuhan harian dan bulanan. Sedangkan playing meliputi biaya untuk hiburan atau rekreasi. Biaya senang-senang ini jika bisa ditekan sampai 10% saja akan lebih baik.
2. Buat rencana pengeluaran untuk sebulan. Kelompokkan arus kas yang frekuensinya harian, mingguan dan bulanan.
3. Batasi penarikan uang tunai. Hindari penarikan uang tunai yang tidak terkendali. Lakukan penarikan seminggu sekali untuk kebutuhan harian. Untuk yang mingguan bisa menggunakan kartu debit, sedangkan yang bulanan dengan sistem transfer
4. Lakukan evaluasi rutin dan jalankan perencanaan secara disiplin.
Hal lain yang tak kalah penting dari beberapa poin di atas adalah mengelola pendapatan. Sebelum dialokasikan ke pos-pos pengeluaran, ada beberapa pos yang harus dialokasikan terlebih dulu, yaitu dana darurat, ZIS, premi asuransi, dan tabungan. Jadi yang digunakan untuk belanja dan pengeluaran lainnya adalah sisa setelah dikurangi keempat hal tersebut.
Yang perlu diperhatikan juga adalah mengetahui dan mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan. Identifikasi keinginan yang masih belum prioritas atau masih bisa ditunda. Jangan sampai terjadi pemborosan karena menuruti keinginan sedangkan sebetulnya tidak butuh. Jika memang ada sesuatu yang diinginkan untuk dibeli, sebaiknya menunggu dialokasikan dari dana lain semisal bonus.
Dengan stabil dan teraturnya keuangan rumah tangga, maka ini sudah menjadi dasar yang kuat untuk dapat memulai bisnis. Begitu pula pemisahan yang jelas antara keuangan pribadi (rumah tangga) dan akan membuat bisnis dapat dijalankan dengan aman.
Penting nih utk hindari pemborosan..thanks ya mba dew…
iya Mas, sama-sama. 😀
3 pos itu harus disisihkan sejak awal, ya. Bukan setelah belanja. Makasih, Mbak. 🙂
Iya betul Mbak..hehehe. Tetapi ya gitu, kita suka dan sering khilaf, tabungannya dari sisa. Mari sama-sama belajar. hehe..
Seru banget ya dan betul sekali, untuk memulai segalanya kita perlu tahu dengan keuangan baik kondisinya, cara menej, dan pembagiannya..
Betul sekali Mbak..hehehe
Keren mba…melihat dari satu sudut pandang. Urusan keuangan emang penting
Bener Mbak, yang kadang kita cuekin dan akhirnya lupa hehehe..
harus mulai manage keuangan pribadi dulu sebelum mulai usaha nih kayanya