Modernisasi serta era milenial sekarang ini dapat membawa dampak di mana budaya lambat laun menjadi terabaikan bahkan hilang. Bagi sebagian orang yang mencintai budaya, hal ini bisa menjadi sebuah ancaman untuk aktualisasi terhadap seni dan budaya itu sendiri. Di kota tertentu yang notabene sudah menjadi kota budaya seperti Solo atau Yogya, hal ini bukanlah masalah. Namun di Jakarta? Kota metropolitan dengan segenap hiruk pikuk kehidupannya. Ada ga di antara temen-temen yang merasa haus akan kehadiran budaya, tanpa merasa kuno dan tetap bisa mempertahankan eksistensi zaman now. Jangan khawatir. Omah Wulangreh hadir bak setetes air di tengah gurun, oase budaya di tengah kota Jakarta. Omah Wulangreh, sebuah rumah budaya yang bisa temen-temen kunjungi.

Sedikit flashback ya. Saya sendiri tahu Omah Wulangreh dari teman saya Mas Eka yang tiba-tiba nge-tag saya via akun facebook tentang tempat ini. Lihatin foto-fotonya, saya jadi penasaran. Karena kepo, akhirnya saya search akun instagram Omah Wulangreh (@omah.wulangreh). Saya pun mengirim direct message menanyakan jadwal buka dan kunjungan ke sana. Eh tiba-tiba saya di-inbox juga oleh Sekar, kenalan di komunitas gamelan yang ternyata adalah salah satu kru Omah Wulangreh. Ya udah, sekalian deh nanya-nanya. Yang paling menarik perhatian saya adalah feed IG mengenai jemparingan alias panahan. Kebetulan Sabtu tanggal 14 Juli ada jadwal kelas jemparingan dan akhirnya saya putuskan untuk datang. Saya datang bersama Ipang, yang memang mau main panahan juga, dan Mas Achi yang cuma mau dolan dan lihat-lihat, hehehe. Sampai sana, hmm, kami excited banget sama tempatnya. Btw, saya ga akan share detail tentang jemparingan sekarang yaa…tunggu di tulisan berikutnya, hehehe.
Konsep Budaya Omah Wulangreh
Berdiri di atas lahan seluas + 8000 m2, rumah ini awalnya adalah sebuah tempat tinggal yang selama 13 tahun terakhir tidak dihuni. Beberapa kali ada yang menawarkan kerjasama pemanfaatan rumah tersebut namun belum deal dengan pemiliknya. Di tangan Mas Anda Wardhana, akhirnya sebuah kerjasama pun terwujud. Rumah ini berhasil disulap menjadi sebuah rumah budaya. Konsep yang diusung Mas Anda, Sekar dan tim adalah sanggar budaya nusantara sekaligus tempat belajar hingga dinamai Omah Wulangreh. Omah yang berarti rumah dan Wulangreh berarti pembelajaran. Mas Anda sendiri adalah seorang seniman musik dan vokalis band, tapi sudah beberapa tahun tidak eksis lagi di dunia musik. Itu lho yang nyanyiin OST Ada Apa dengan Cinta. Kepoin aja di youtube. Lagu-lagu ciptaannya ok punya lho, hehehe.
Omah Wulangreh resmi launching tanggal 1 Juli 2018. Layaknya sebuah sanggar, maka tampilan Omah Wulangreh sarat dengan dekorasi budaya. Dekorasi khas Jawa masih mendominasi, namun bukan tidak mungkin nantinya akan ada hiasan-hiasan dengan ciri khas daerah lain. Beberapa mural lukisan tari klasik, lukisan wayang kulit, tokoh wayang Rama dan Shinta, tulisan berupa petuah dan tulisan aksara Jawa menghiasi tembok-temboknya. Di tembok depan dekat pintu masuk, terdapat dasar negara Pancasila yang ditulis dengan aksara Jawa. Keren banget ini. Setiap ruangan dinamai dengan tokoh pewayangan. Ada ruang Semar yang di dalamnya terdapat mural gambar Semar beserta sesanti (petuah/wejangan) dari Semar yaitu Prasaja lan Samadya yang artinya sederhana dan rendah hati. Ada lagi ruang Bagong di lantai 2. Oh iya, dekorasi ini Mas Anda dan tim yang kerjakan sendiri lho. Hebat banget ya mereka ini.
Kegiatan Budaya di Omah Wulangreh
Program budaya yang ada di Omah Wulangreh di antaranya adalah :
1. Kelas Macapat, yaitu menyanyikan tembang Jawa dengan pakem tertentu. Ada beberapa jenis tembang Macapat yang masing-masing punya makna dan filosofi sendiri-sendiri. Kelas ini diadakan 1x seminggu dan harus diikuti intensif selama 3 bulan. Pengajarnya seorang sinden profesional lho. Mantap kan?
2. Kelas Aksara Jawa. Yang ini kita bisa belajar menulis huruf Jawa. Kelas ini juga diikuti intensif selama 4 minggu.
3. Jemparingan alias panahan klasik ala Jawa. Untuk panahan, temen-temen bisa ikut klubnya secara kontinu setiap Sabtu atau bisa juga saat datang ke sana main panahan on the spot. Yang menarik dari jemparingan ini adalah gendewa atau panahnya adalah jemparing klasik Jawa bukan panah standar yang biasa. Kemudian kita pakai dress code nusantara dengan bawahan kain jarik atau yang lainnya. Jadi bener-bener klasik banget.
4.Jejogedan. Ini adalah program penampilan tari dan terbuka untuk umum. Siapa saja boleh tampil dan menari apa saja. Tari Jawa, tari Sunda, bahkan modern dance juga boleh lho.. Datang hanya untuk nonton pun sangat boleh.
5. Srawung Macapat. Sedikit berbeda dengan kelas macapat, srawung macapat semacam diskusi dan latihan bersama menyanyi tembang macapat.
6. Beberapa kelas kebudayaan yang berupa diskusi atau sarasehan, misalnya diskusi tentang wayang, bahkan ada juga tentang primbon jawa. Kelas diskusi tentang filsafat juga pernah diadakan, dengan tema Etika Jawa Zaman Now. Lalu ada lagi sarasehan yang membahas olah tubuh dalam tari Jawa. Semua diisi oleh narasumber yang mumpuni di bidangnya.
Selain program-program tersebut, ada program di luar budaya jawa yang juga terjadwal yaitu kegiatan outdoor di kolam renang, aquatic baby dan aquarobics.
Rumah budaya ini nantinya juga akan dilengkapi gamelan. Kelas tari juga sama. Semoga segera ada, karena pengin ikutan, hehehe.
Café, Ruang Meeting dan Tempat Ngumpul yang Asyik
Omah Wulangreh terdiri dari 2 lantai. Lantai 1 berupa ruang yang cukup luas diisi furnitur meja dan kursi yang sangat klasik dan njawani. Nah di sini kita bisa makan dan minum karena Omah Wulangreh juga sebuah café. Makanan dan minuman yang disediakan pun cukup beragam. Saya udah cobain teh jawa kuno dan rasanya enak. Setelah lelah main jemparingan, malamnya saya, Ipang dan mas Achi makan juga di sini.
Di lantai ini juga ada galeri seni, yang di dalamnya terpajang beberapa benda klasik. Ada kain jarik, udeng atau iket yaitu kain untuk dipakai di kepala, yang juga bisa dibeli. Selain ruang ini, ada ruang Semar yang cukup luas juga. Di pojok dekat tangga ada ruang baca kecil. Tersedia 1 rak buku-buku tentang budaya.
Sedangkan di lantai 2 ada beberapa ruangan dan rooftop berupa ruang terbuka. Nah, ruangan-ruangan tersebut juga bisa disewa untuk meeting. Jika meja dan kursi yang ada di lantai 1 disingkirkan, maka ruang ini bisa difungsikan sebagai hall lesehan untuk meeting dengan kapasitas besar.
Area terbuka Omah Wulangreh di bagian depan terdapat taman dengan tempat duduk warna merah putih. Sedangkan di bagian dalam, ada lahan yang dipakai untuk jemparingan. Kolam renang ada di bagian ujung yang dilengkapi beberapa kursi. Area terbuka ini masih dalam tahap pengembangan. Nantinya, tempat jemparingan akan diperlebar sehingga panahan bisa dilakukan dengan jarak ideal yaitu sekitar 25m.
Semua tempat baik di taman, di dalam café maupun di area terbuka ini bisa kita gunakan untuk ngumpul bareng temen. Asik banget kaan..
Nah, gimana, tertarik mau belajar budaya? Tinggal pilih deh kegiatan apa yang mau diikuti. Atau sekadar mau baca buku, nongkrong bareng temen sambil makan dan dengerin musik klasik khas daerah mengalun? Buat tempat diskusi komunitas juga ok banget tempat ini. Recommended lah. Cuss ke sana.
Omah Wulangreh buka hari Selasa s.d Minggu, jam 10.00 – 22.00 Tempatnya mudah dijangkau juga. Alamat Wulangreh Omah Budaya: Griya Patria Guest House, Jl Pejaten Barat No. 16D, Jakarta Selatan. Gampang aksesnya dari mana-mana. Kalau si dia ga mau anterin, masih ada babang ojol yang setia kok, haha. Atau nanti bareng saya, karena saya udah pengin ke sana lagi. Ngapain? Jemparingan lagi dong..hehehe.. Kuy ah!
Kak Dewiiii…. Selalu suka sama tulisan Kak Dew yang concern banget sama budaya Jawa. Anw, aku jadi bingung looh, Kak Dew iti sebenernya orang Jawa atau orang Aceh…. Hehehehe… Yang pasti orang Indonesia yah. Thank You for sharing bout this Omah Wulangreh, yah.
hahaha kak Muti, terima kasih..btw yang orang aceh itu si Mas, aku jawa tulen.. wkwkwkw
Kalau lihat dari alamatnya, lokasinya dekat dengan salah satu sekolah pariwisata di Pejaten Barat.
Ada Kelas Aksara Jawa juga, keren juga nih..
Sekolah apa itu Mas Ris? Iya ada kelas aksara Jawa kalo mau coba belajar bikin prasasti Mas hehehe
Akpar Patria Indonesia dan SMK Patria Wisata. Keduanya di Pejaten Barat.
Oh jangan-jangan pemiliknya sama dengan pemillik Griya Patria ya Mas..hehe
Btw masuk kesana gak ada tiket masuknya ya? Apa kalau ikut beberapa kelasnya kita baru bayar?
Btw, fotonya akhirnya gak bertumpuk2 ya. Jadi lebih rapi. ?
Ga ada tiket Den, itu rumah kok.. kalau ikut kelas yang berbayar baru bayar. Kalau kita mau kongkow di situ ya boleh., sambil ngetik, makan dan minum hehe
Iya nih berkat Deny nih, makasih yaaa..
With all my respect untuk siapa saja yang peduli terhadap budaya, seperti yang diusahakan oleh Mas Anda Wardhana dan team. Konsep Budaya Omah Wulangreh, sangat menarik. Terimakasih Mbak Dewi, telah menghadirkannya menjadi tulisan yang ‘menggoda’ pembaca untuk mengunjungi langsung ke sana.
Terima kasih Kak Tuty .. 🙂 Mainlah ke sana Kak hehe
Aku suka sama tulisan kakak. Jujur aku bukan orang yg terlalu suka sama yang berbau sejarah atau budaha. Tapi setelah baca tulisan kakak, aku jadi penasaran dan mau belajar lagi tentang budaya-budaya.
Alhamdulillah..semoga bermanfaat yaa..
Aku baru tahu ada tempat ini. Terima kasih atas informasinya, Kak Dewi.
Sama-sama, Kak. 🙂
Lah aku tau tempatnya. Aku sering banget ngelewatin kalo pulang kantor malah. Btw kalo mau ikut macapat, biayanya berapa ya mbak?
Untuk biayanya lebih baik langsung ditanyakan ke mereka ya La..cek di IG nya aja.
Btw tgl 20 ada Srawung Macapat, ikutan yuuk..
Membayangkan kita kebayaan foto-foto di sana pasti kece banget ya Mba Dew. Pengen deh main ke sana, tempatnya klasik banget, fotonya keren.
Iya Kak, cocok tu pakai kebaya dan jarik. Dekorasinya memang klasik banget, dan itu kreatifitas mereka sendiri, tidak mendatangkan dari luar.
Woow. Rekomendasi baru lagi ini. Omah Wulangreh. Siap daftar ah, untuk Jemparingan. Terimakasih infonya, sekarang sudah tahu, foto yang beredar di KUBBU itu darimana ?
Hahaha.. dari paparazzi Mas..wkwkwkw. Silakan datang, jemparingan bisa langsung on the spot kok Mas, tidak perlu daftar. 🙂
Keren…
Aamin, terima kasih 🙂
Aku langsung follow instagramnya lho, Mbak Dew..
Kayaknya boleh nih kapan-kapan aku ke sini, mau lihat-lihat dulu aja gak langsung belajar hehe. Bisa kan yaa. Lokasinya pun gak begitu jauh.. Masih dekat dengan Depok
Monggo Mbak, iya ga terlalu jauh kok dari Depok. 🙂
Duh menarik banget nih Omah Wulangreh.. Melestarikan budaya perlu banget ditingkatkan untuk generasi kita, apalagi generasi milenial yang identik dengan gadget. Kapan-kapan mau kesana ahh…
Betul banget Mas, harus tetap diuri-uri hehe.. Monggo kalau mau ke sana.
Aku langsung pantengin ignya penasaran sama tempat ini kali aja bisa ke sana kalau sempat hehehe.
Kuy Day..
Seru emang tempatnya, klasik dan nyeni, suka sama teh kunonya
kayaknya harus nyobain kopinya juga nih Mas.. wkwkwkw
Suka sama tempatnya mbak. Adeemmm, tenang, dan suasana jawanya dapet banget. Spot fotonya juga banyak.
Kamu langsung berubah jadi putri jawa gitu ya Kal.. hhaha
Jadi kapan ajak aku ke sana lagi mbak dew? Kemarin belum puas foto2 dan pengen cobain ngetik-ngetik sore di meja depan.
Hayuk aja dek kapaan…
Suka banget sama tempatnya. Kental akan budaya. Bisa nih buat jd rekomendasi tempat wisata selanjutnya di Jakarta. Terimakasih Mbak Dewi.
Sama-sama Rama.. 🙂
Wah..info menarik nih mba. Jarang2 di Jakarta ada tempat seperti di Jawa gini ya. Kapan2 pgn kesana ah, pas fasilitas tambahan nya udah ada pastinya biar lebih lengkap hehe. Ajak2 aku ya mba klo ksana lg
Hehe iya Mba Arlin..insyaAllah mau ke sana jemparingan lagi wkwkwk
Sejak liat poto jemparingan mbak dew di IG udah penasaran ama jemparingan.. mbak dew ajak2 ya kalo mau kesanaa.. aku tuh obses banget pengen ikut kelas panahan tapi gak pernah sempet.. ini konsep omah wulangreh nya juara sik.. harus banget kemari..
Iya Len..kelas panahan ada setiap Sabtu jam 3 sore.
Kak Dewi, Mas Achi, Mba Wulan dan teman teman lainnya. Pejuang budaya di dunia maya melalui tulisan. Makasih kak. Sudah memperkaya pengetahuan kami tentang budaya. Gak sabar nih dapat cekokan ulasan-ulasan mengenai budaya lainnya.
Karena hobi saja Mbak, hehehe…
Harus harus kesini nih aku..
Omah Wulangreh, benar benar menyajikan suatu yang berbeda di Jakarta.
Bisa dibilang pusat kesenian jawa juga nih.
Matur Nuwun sanget info nya..mba
Sami2 Mba Ifa, tidak dikhususkan untuk Jawa kok, hanya memang saat ini masih banyak seni Jawa nya. Mungkin nanti akan banyak kegiatan juga seni daerah lain di Omah Wulangreh. 🙂
Wah menarik banget Omah Wulangreh, jadi pengen ikut kelas aksara Jawa nya. Keluar dari situ langsung berasa jadi bangsawan Jawa nih sepertinya ?
hahaha.. ntar bikin prasasti di batu Mbak wkwkwk..
Jadi ini tempat yang kamu ngajakin aku, Mbak? Keren bangeeet. Semua seni jadi satu di sini. Kalau di TMII kan belajar aksara Jawa tempatnya beda sama tempat belajar tari. Mau ah kapan-kapan main ke sini. Sekadar nongkrong sambil ngetik dan minum teh, asyik juga.
iya.. ga mungkin sih nongkrong doang, pasti foto2 hahahaha..
Wah tempatnya menarik sekali Kak, bisa bersantai sekaligus belajar budaya denganngan cara yang menyenangkan. Thanks infonya Kak, sepertinya harus ke sini suatu saat nanti.
Sip, sama-sama Kak. 🙂
Jujur aku baru tahu ada Omah Wulangreh, atau khusus tempat kebudayaan khas Jawa di Jakarta. Kayaknya bisa nih saya ajak ibu saya ke tempat ini, karena memang dia asli orang Jawa.
Enggak dikhususkan Jawa sih Mbak, hehe.. tapi saat ini memang budaya Jawa masih mendominasi hehe.. nantinya bakal ada dari daerah lain juga sepertinya. 🙂
Tempat yang inspiratif, mulanya curiga dengan namanya ternyata benar yang diajarkan kebanyakan budaya Jawa, untuk rumah budaya Betawi mungkin akan juga menarik, karena merupakan budaya setempat IMHO.
Hehe iya Mbak, ini lebih ke budaya nusantara kok, hanya memang saat ini masih dominan kegaitan budaya Jawa. Mungkin nanti ada kegiatan budaya betawi juga di Omah Wulangreh.
Aahh gila asik banget! ?
Jadi pingin mampir, pasti disana banyak orang Jawa, siapa tahu ada yang jodoh *eh hahaha
Tempatnya baru banget yaa bun. Orang kalau udah cinta ama sesuatu, selalu nemuin Cara untuk bisa ketemu atau menikmatinya ya, Kaya bunda yang selalu punya cara menikmati budaya” Indonesia
Iya baru banget ini.. mampirlaah.. bener siih selalu ada jalan dan cara menuju ke sana. hehehe..
ihhhh mau banget ke sini! aku penasaran sama jemparingan, pengen banget cobain ini. Kemaren kesini sama mas achy ya? ku udah pengen ikutan nyusul padahal, tapi ga keburu heuheuheu, ayo kapan kesana lagi mba :))
hayuk Mbak.. iya kmrn mas Achi diajak tdnya ga mau trus akhirnya mau cuma dolan doang ga ikut jemparingan wkwkwkw.. Sabtu akhir bulan ya kalo ga ada halangan, insyaAllah..
Ngga nyangka di tengah Kota Jakarta ada oase budaya semacam ini. bagu banget biar ga perlu jauh-jauh untuk mengenal budaya lebih jauh.
bener banget Mbak, hehehe..
Yang paling menarik itu Jemparingan, panahan tapi sambil duduk ya
iya betul Mas. hehehe.. monggo dicoba..
bener-bener bikin teduh suasananya, btw mas eka itu bang eka? selain teduh, bisa juga tuh belajar aksara jawa disana, hehe
Bukan.. kalo Bang Eka sudah pasti aku panggil Babang ahhahaha.. iya tu der cobain belajar aksara Jawa, hehe
suka banget sama tempatnya. makasih kak udah share aku baru tau tempat itu hehehhe 😀
sama-sama, Kak 🙂
langsung aku simpen loh mba itu lokasinya hehehehe, duh mba dewi bloggnya enak banget diliatnya sih, rapih,runut, tampilannya uenak…modelnya fotonya juga seru orangnya.
Ayo Mas Agus, main ke sana hehe..
Maturnuwun apresiasinya, tp blogku ini masih butuh banyak pengembangan, Mas, masih ecek-ecek, butuh belajar banyak. 🙂
Keren juga kalau setiap daerah ada orang yang benar-benar peduli sama seni dan budaya lokal yang membuat sebuah tempat seperti Omah Wulangreh ini. Jadi orang-orang tetap bisa belajar dan mengenal budaya setempat. Tapi harus swasta sih yang bikin, kalau pemerintah pasti enggak jalan.
Betul Bang Ocit. Biasanya diwujudkan oleh orang yang memang cinta budaya wkwkwk..
Tangganya aja ada tulisan jawanya. Kok keren sih mbak dew
Iya emang keren ini tempatnya Ti.. kuy main..
Tak kira cuma panahan tok. Ternyata bnyk kegiatanya… Itu ada belajar nembang sama aksara jawa yak
Menarik nih buat temlat kumpul main belajar
Iya ada. Yuk kapan geng Abdi Dalem ngumpul di sini, kita pake baju khusus abdi dalem yaa hahaha..
fix mau kesana
masih kejangkau ini di pejaten ga jauh2 amat
ajak2 mba kalo kesana lagi
Yuk Kak, insyaAllah weekend akhir bulan yaa.. 🙂
Baru tau ada tempat ini di Jakarta. Kapan2 kalau ksana ajak2 ya mba. Kalau semua fasilitasnya udah jadi hehe
siap Mbak 🙂
Jadi ingat anak2 di rumah, generasi after millennials yang tak mengenal sedikitpun budaya Jawa sebagai kultur orangtua dan leluhurnya. Bukan salah mereka melainkan kami sebagai orang tua. Thanks Mbak Dewi
Sama-sama Ipung..tak ada kata terlambat. Anak2 memang perlu dikenalkan budaya ke mereka, sebagai pembelajaran juga untuk bekal hidup. hehehe
Kok saya malah jadi pengen banget maen panah ya? Duh kapan lagi ke sana mbak?
InsyaAllah ke sana lagi weekend akhir bulan, Bang. hehehe
ga ada video saat manah mba?? keren ih manah sambil duduk.. gue sambil berdiri aja suka ga tepat
ada kayaknya dokumentasi tim wulangreh. aku sendiri kemarin ga sempat minta tolong videoin. nanti kalo jemparingan lagi.
ada tekniknya bang doel, supaya bisa tepat. hehehe
aku udah kesini dong mbaaa sama diantin dan kalena. ah cucok banget lah buat ngabuuur. haha
hahaha iya cha.. yuk kabur ke sana lagi wkwkwk
Tempatnya menarik banget untuk belajar budaya. Jadi pengen ke sana dengan segera. Makasih Mba Dewi sudah berbagi ceritanya 🙂
Keren kaak, hehe seharusnya di Indonesia harus lebih di banyakan tempat seperti ini. Salah satu cara untuk melestarikan budaya kita hehe. Bisa nih, di buat next kunjungan kalo ke Jakarta. Thanks for sharing informasi nya kak 🙂
Kalo ga keberatan, bisa kita berteman ? 🙂 visit blog ku ya kak, terimakasih!
Hehe iya Mbak, sebagai sarana nguri2 budaya. Mba Rina ada di kota mana? Ok aku main ke blognya yaa..
kapan-kapan kalo mau kesitu lagi tolong ajak aku ya mbak 🙂
siap Mas..